Friday 23 August 2013

Zaman fitnah dan pendustaan..

Hampir setiap detik kita dihadapkan dengan pelbagai bentuk maklumat baru dan "fakta" tentang apa yang berlaku di sekitar kita. Penceritaan "fakta" ini pula terkadang begitu sarat dengan maklumat dan kronologi peristiwa, didokong pula dengan ulasan yang separa ilmiah, menyebabkan hampir mustahil untuk kita pastikan kesahihannya. Ditambah pula serangan maklumat ini tidak berhenti dan muncul di dalam pelbagai jenis media - yang primitif atau baku, dan yang dikatakan media sosial. Berita dan cerita yang datang memaksakan kita untuk menerimanya. Ya - memaksa, walau kita tidak mahu tahu. 

Pada hakikatnya, kita tidak ada pilihan. Sebagai umat Muhammad SAW, menjadi kewajipan untuk kita mengambil tahu dan prihatin dengan nasib saudara seagama dan seiman dengan kita. Ya, jalan mudah adalah untuk tidak ambil tahu, dan hanya tumpukan kepada manfaat diri sendiri. Permasalahannya, sikap ini telah ditempelak oleh Rasul SAW sendiri. Bukan daripada golongan aku, mereka yang tidak mengambil tahu urusan dan hal-ehwal orang Islam lagi beriman - antara lain mafhumnya. Kita mesti ambil tahu dan ambil berat. Ini kerana lambat lain onar dan musibah akan teruji ke atas kita pula. Mesti kita jaga hal ehwal dan nasib saudara seagama seiman kita, di mana pun mereka. Inilah perintah RasulNYA.

Apabila kita ingin ambil tahu dan ambil berat, mestilah kita merujuk kepada sumber berita dan cerita yang sahih lagi dipercayai. Terkadang apabila kita tersalah tanggap kerana maklumat dan berita yang tidak tepat lagi seleweng, menyebabkan penderitaan dan kekesalan yang tiada hujungya. Maka, mesti kita semua berhati-hati di dalam mendapatkan maklumat supaya kita sentiasa adil dan tepat di dalam tindakan. Dunia hari ini adalah dunia yang penuh dengan fitnah dan manusia yang menmanfaatkan pendustaan untuk mendapatkan habuan duniawi. Ya, kita mesti mampu untuk menapis yang benar daripada yang onar. Kita mesti bijak, mesti berfikir dan mesti punya kematangan di dalam menetapkan pendirian.

Fitnah adalah ibarat hujan di akhir zaman ini. Ada kala ia lebat, ada kala ia renyai-renyai sepanjang hari. Namun, ia terus turun dan menimpa umat manusia. Payung kita adalah iman dan taqwa. Kita jadikan perintah Allah SWT dan Rasul SAW sebagai payung dan penapis untuk menapis semua berita dan cerita. Sifat si periwayat juga kita utamakan kerana ia medium penyaliran maklumat yang mesti telus, tulus dan lurus. Pasti kita lebih utamanya sumber daripada orang beriman daripada orang yang musyrik lagi engkar. Ini sudah pasti. Namun, kita jangan lupa untuk memanfaatkan pengalaman, sejarah dan nota-nota panduan daripada generasi terdahulu. Si penipu memang sentiasa ada. Kita yang mesti peka dan jangan sesekali alpa. 

Allah SWT menyatakan di dalam Surah Al-Hujurat, ayat 6 - untuk kita sentiasa berhati-hati dengan berita dan cerita daripada mereka yang fasiq. Diwajibkan kita menyiasat dan menyelidik kesahihan semua yang tersampai, agar kita tidak menzalimi dan menyesal tidak sudah. 

Ya, dunia fitnah dan dusta ini memerlukan kita sentiasa menggantung harap kepada Allah SWT agar kita sentiasa diberi petunjuk jalan kebenaran dan hakikat sesuatu perkara. 

Ya Allah, Ya Alla, Ya Allah - bantulah kami. Tetapkanlah di atas pemahaman dan amal yang selalu berjalan di atas laluan kebenaran dan keredhoanMU.

9.46am
USM N Tebal


Tuesday 20 August 2013

Wejangan...ISHAB

Apa yang sedang berlaku di Mesir sekarang seolah-olahnya telah di'ramal' oleh As-Syahid Imam Hassan Al-Banna. Memang para musyrikun dan munafiwun selamanya akan memusuhi mereka yang mahu menegakkan Islam di muka bumi ini. Al-Ikhwanul Muslimin telah membuktikan keteguhan mereka kepada perjuangan dan rugilah serta malang sekali mereka yang masih berburuk sangka terhadap mereka. Ya Allah, saksikanlah amal2 mereka yang mulia ini..

_____________

Wejangan (Petunjuk) Imam Syahid

Imam Syahid seakan melihat situasi saat ini, lalu memberikan “wejangan” sebagai berikut: 

“Kebodohan umat tentang hakikat ajaran Islam akan menjadi kendala di jalan kalian.


Kalian akan mendapati sebagian ahli agama dan ulama 'resmi', merasa asing dengan pemahaman kalian terhadap Islam serta mengingkari jihad kalian dalam memperjuangkan pemahaman tersebut.

Para penguasa, pemimpin, dan orang-orang yang memiliki pengaruh serta kekuasaan, akan dengki kepada kalian.

Seluruh pemerintahan (rezim) secara bersama-sama akan menentang kalian.

Masing-masing pemerintahan (rezim) akan berusaha membatasi aktivitas kalian dan meletakkan berbagai kendala di sepanjang jalan kalian.

Tangan para perampas[1] tidak akan henti-hentinya berupaya dengan segala macam cara untuk memberangus kalian dan memadamkan cahaya dakwah kalian.

Dalam mewujudkan upaya mereka, para perampas hak itu akan menggunakan pemerintahan-pemerintahan (rezim-rezim) yang lemah nan berakhlaq letoy.
Juga mempergunakan tangan-tangan yang selalu menengadah (ngemis) kepada mereka, sementara terhadap kalian, tangan-tangan itu berbuat jahat dan memusuhi[2].
Mereka semua akan menebarkan debu-debu syubhat (keraguan) dan berbagai tuduhan keji terhadap dakwah kalian.

Mereka akan berusaha mengkaitkan setiap kekurangan dengan dak­wah kalian dan mempublikasikannya kepada masyarakat dengan seburuk-buruk gambaran.

Semua ini mereka lakukan dengan mengandalkan kekuatan dan kekuasaan mereka.

Juga mengandalkan harta (kekayaan), pengaruh (loby) dan media mereka.

"Mereka hendak memadamkan cahaya (agama) Allah dengan mulut-mulut (ucapan-ucapan) mereka, dan Allah tidak menghendaki selain menyempurnakan cahaya-Nya, walaupun orang-orang kafir tidak menyukai." (At-Taubah: 32).

Dengan demikian, tidak diragukan lagi, kalian akan memasuki era tajribah (test case, masa uji) dan imtihan (tribulasi) :
(1)   kalian akan dipenjara,
(2)   dibunuh,
(3)   ditahan,
(4)   diusir,
(5)   harta kekayaan kalian dirampas,
(6)   kerja-kerja kalian dinegasikan (dianggap tidak ada),
(7)   rumah-rumah kalian akan digeledah serta diawasi.

Bisa jadi masa tribulasi ini mungkin saja akan berlangsung lama.

"Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan, 'Kami telah beriman,' sedang mereka tidak diuji lagi ? " (AI Ankabut: 2).
"Hai orang-orang yang beriman, sukakah kamu aku tunjukkan suatu perniagaan yang dapat menyelamatkan kamu dari adzab yang pedih? (Yaitu) kamu beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwamu. Itulah yang lebih baik bagi kamu jika kamu mengetahuinya, niscaya Allah akan mengampuni dosa-dosamu dan memasukkan kamu ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, dan (memasukkan kamu) ke tempat tinggal yang baik di dalam surga  'Adn. Itulah keberuntungan yang besar. Dan (ada lagi) karunia yang lain yang kamu sukai (yaitu) pertolongan dari Allah dan kemenangan yang dekat (waktunya). Dan sampaikanlah berita gembira kepada orang-orang yang beriman. Hai orang-orang yang beriman, jadilah kamu penolong-penolong (agama) Allah sebagaimana Isa putera Maryam telah berkata kepada pengikut-pengikutnya yang setia, 'Siapakah yang akan menjadi penolong-penolongku (untuk menegakkan agama) Allah?' Pengikut-pengikut yang setia itu berkata, 'Kamilah penolong-penolong agama Allah,' lalu segolongan dari Bani Israil beriman dan segolongan (yang lain) kafir, maka kami berikan kekuatan kepada orang-orang yang beriman terhadap musuh-musuh mereka, lalu mereka menjadi orang-orang yang menang." (Ash-Shaff: 10-14).
Apakah kalian masih bersikeras untuk menjadi penolong-penolong (agama) Allah? (Risalah Bainal Amsi Wal Yaum) hal. 143).
Bisa juga dirujuk ke:
2. Syarah Risalah Ta’alim, hal. 469 – 472.





[1] Seperti para pengkudeta (al-inqilabiyyun).
[2] Semacam balthajiyah (preman).

Wednesday 14 August 2013

Bulan-bulan seperti Ramadhan!

Hari ini telah masuk hari yg ke-7 bulan syawal. Penangan latihan dan ibadah semasa Ramadhan terasa semakin luntur. Keghairahan beramal dan ketekunan mencari ruang dan peluang untuk ibadah pun terasa semakin hilang. Pupus seirama dengan hembusan bayu di terik mentari. Ya, Ramadhan bukan lama pun berlalu. Syawal pun masih hangat lagi. Tetapi tarbiah dan latihan Ramadhan terasa sudah semakin mengecut dan mengecil. Ya, resam dan tingkah lama seakan diulang semula, tanpa ada yang dapat menghalang.

Pokonya adalah pada hati manusia dan kerja buat hati ini. Didikan Ramadhan adalah didikan pada hati agar sentiasa peka dan sensitif dengan setiap detik kehidupan yang dianugerahkan. Setiap saat adalah peluang untuk berubah. Dan pada setiap saatlah manusia memilih nasih dan juga menempa tempat tinggalnya di akhirat nanti. Ketika Ramadhan, kita semua amat peka dengan hukum hakam Allah SWT. Kita terasa bersalah dan terasa juga bebannya kesilapan yang berlaku. Rasa sesalan dan tidak mahu mengulang dosa2 yg terjadi. Ya, kita segera bertaubat. Kerana apa? Kerana beradanya kita di dalam Ramadhan. Apatah lagi kita pula sedang berpuasa, sedang beribadat. 

Bukankah hidup ini ibadat? Bukankah pada setiap saat dan ketika kita diperhati dan dinilai oleh Allah SWT? Bukankah kita sedang diperhati dan dinilai oleh dua malaikat di kiri dan kanan kita? Bukankah alam dan hidupan ini semua menjadi saksi kepada perlakuan kita?

Alangkah tenangnya hidup apabila perjalanannya selari dengan kehendak Ilahi? Alangkah manisnya pengalaman apabila semuanya digarap sebagai takdir daripadaNYA? Alangkah sejahtera hidup apabila ketentuan Allah SWT adalah lebih utama daripada keputusan kita? Alangkahnya indah kehidupan ini apabila kita ini menjadi hamba yang hakiki kepadaNYA.

Ramadhan telah berlalu dengan seribu satu macam amalan dan perbuatan. Kita kini di bulan Syawal yang tidak kurang barakahnya. Marilah kita jadikan semua bulan seperti Ramadhan. Apabila kita ikhlas dan tiada tujuan selain daripadaNYA!

Marilah bulan2 Ramadhan.

12.48
USM NT