Thursday 12 December 2013

Kisah Haji 1

Tahun ini aku diberi kesempatan untuk menunaikan ibadah Haji di BaituLlah. Alhamdulillah pengalaman tinggal selama kurang lebih 51 hari di tanah suci merupakan pengalaman yang tidak ternilai. Kesibukan di sana setiap ketika adalah di sekitat Masjid dan ibadah di dalamnya. Ketika di Madinah, Masjid Nabi menjadi tempat ulang kunjung daripada pagi sehingga malam. Saat-saat terluang antaranya adalah untuk merehatkan badan dan mencari barang-barang jualan untuk dijadikan kenangan. Namun, pergerakan sentiasa disibukkan untuk mengejar awalnya hadir di masjid. Qiyamulail di masjid menjadi satu keghairahan yang tidak tertahan. Masa-masa dibelanjakan untuk memikir bagaimana untuk dapat masuk ke Raudhah dan beribadah di dalamnya. Pagi, petang, di tengah malam, Raudhah sentiasa penuh dengan pengunjungnya. Maqam Rasul SAW dan dua rakan karibnya, terbentang kaku di tepi daerah ini. Ya, Rasul SAW amat gembira apabila umatnya menjadi masjid sebagai pautan hatinya. Oh, rindunya aku kepada Masjid Rasulku.

Di Mekah yang penuh kemuliaan, masa-masa banyak dibelanja di Masjid Al-Haram. Begitu banyak pengalaman dan didikan yang kuperoleh. Sayang aku tidak mampu memahami secara langsung bahasa Al-Quran. Jika tidak, nescaya banyak lagi ilmu dan mutiara wahyu yang dapat dikutip di taman-taman syura yang tidak putus-putus lagaknya. Ya, beruntunglah mereka yang menguasai bahasa Al-Quran. Alangkah indahnya memahami peringatan-peringatan Allah SWT dan Rasul SAW secara langsung, tanpa perlu diterjemah. Dengan menikmati lazatnya lenggok bahasa dan dalamnya kata-kata, lantas ingatan-ingatan itu menusuk ke jiwa dan membentuk penzahiran yang diredhoiNYA. Memang ternyata beruntunglah mereka yang beramal penuh dengan asas ilmu dan kejelasan perintah. Bumi Mekah Al-Mukarramah telah mendidik jiwa dan sanubari-ku tidak terkira hebatnya. 

Oh, rindunya aku kepada tanah haram yang dua ini...

Allahu Rabbi.

No comments:

Post a Comment