Apa yang sedang berlaku di Mesir sekarang seolah-olahnya telah di'ramal' oleh As-Syahid Imam Hassan Al-Banna. Memang para musyrikun dan munafiwun selamanya akan memusuhi mereka yang mahu menegakkan Islam di muka bumi ini. Al-Ikhwanul Muslimin telah membuktikan keteguhan mereka kepada perjuangan dan rugilah serta malang sekali mereka yang masih berburuk sangka terhadap mereka. Ya Allah, saksikanlah amal2 mereka yang mulia ini..
_____________
Wejangan (Petunjuk) Imam Syahid
Imam Syahid seakan melihat situasi saat ini, lalu
memberikan “wejangan” sebagai berikut:
“Kebodohan umat tentang hakikat ajaran Islam akan menjadi
kendala di jalan kalian.
Kalian akan mendapati sebagian
ahli agama dan ulama 'resmi', merasa asing dengan pemahaman kalian terhadap
Islam serta mengingkari jihad kalian dalam memperjuangkan pemahaman tersebut.
Para penguasa, pemimpin, dan orang-orang yang memiliki pengaruh
serta kekuasaan, akan dengki kepada kalian.
Seluruh pemerintahan (rezim)
secara bersama-sama akan menentang kalian.
Masing-masing pemerintahan (rezim)
akan berusaha membatasi aktivitas kalian dan meletakkan berbagai kendala di
sepanjang jalan kalian.
Tangan para perampas
tidak akan henti-hentinya berupaya dengan segala macam cara untuk memberangus
kalian dan memadamkan cahaya dakwah kalian.
Dalam mewujudkan upaya mereka,
para perampas hak itu akan menggunakan pemerintahan-pemerintahan (rezim-rezim)
yang lemah nan berakhlaq letoy.
Juga mempergunakan tangan-tangan
yang selalu menengadah (ngemis) kepada mereka, sementara terhadap kalian,
tangan-tangan itu berbuat jahat dan memusuhi.
Mereka semua akan menebarkan
debu-debu syubhat (keraguan) dan berbagai tuduhan keji terhadap dakwah
kalian.
Mereka akan berusaha mengkaitkan
setiap kekurangan dengan dakwah kalian dan mempublikasikannya kepada
masyarakat dengan seburuk-buruk gambaran.
Semua ini mereka lakukan dengan
mengandalkan kekuatan dan kekuasaan mereka.
Juga mengandalkan harta
(kekayaan), pengaruh (loby) dan media mereka.
"Mereka
hendak memadamkan cahaya (agama) Allah dengan mulut-mulut (ucapan-ucapan)
mereka, dan Allah tidak menghendaki selain menyempurnakan cahaya-Nya, walaupun
orang-orang kafir tidak menyukai." (At-Taubah: 32).
Dengan demikian, tidak diragukan lagi, kalian
akan memasuki era tajribah (test case, masa uji) dan imtihan (tribulasi)
:
(1) kalian akan dipenjara,
(2) dibunuh,
(3) ditahan,
(4) diusir,
(5) harta kekayaan kalian
dirampas,
(6) kerja-kerja kalian dinegasikan
(dianggap tidak ada),
(7) rumah-rumah kalian akan
digeledah serta diawasi.
Bisa
jadi masa tribulasi ini mungkin saja akan berlangsung lama.
"Apakah
manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan, 'Kami telah
beriman,' sedang mereka tidak diuji lagi ? " (AI Ankabut: 2).
"Hai
orang-orang yang beriman, sukakah kamu aku tunjukkan suatu perniagaan yang
dapat menyelamatkan kamu dari adzab yang pedih? (Yaitu) kamu beriman kepada
Allah dan Rasul-Nya dan berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwamu. Itulah
yang lebih baik bagi kamu jika kamu mengetahuinya, niscaya Allah akan
mengampuni dosa-dosamu dan memasukkan kamu ke dalam surga yang mengalir di
bawahnya sungai-sungai, dan (memasukkan kamu) ke tempat tinggal yang baik di
dalam surga 'Adn. Itulah keberuntungan
yang besar. Dan (ada lagi) karunia yang lain yang kamu sukai (yaitu)
pertolongan dari Allah dan kemenangan yang dekat (waktunya). Dan sampaikanlah
berita gembira kepada orang-orang yang beriman. Hai orang-orang yang beriman,
jadilah kamu penolong-penolong (agama) Allah sebagaimana Isa putera Maryam
telah berkata kepada pengikut-pengikutnya yang setia, 'Siapakah yang akan
menjadi penolong-penolongku (untuk menegakkan agama) Allah?' Pengikut-pengikut
yang setia itu berkata, 'Kamilah penolong-penolong agama Allah,' lalu
segolongan dari Bani Israil beriman dan segolongan (yang lain) kafir, maka kami
berikan kekuatan kepada orang-orang yang beriman terhadap musuh-musuh mereka,
lalu mereka menjadi orang-orang yang menang." (Ash-Shaff: 10-14).
Apakah kalian masih
bersikeras untuk menjadi penolong-penolong (agama) Allah? (Risalah Bainal Amsi Wal Yaum) hal.
143).
Bisa juga dirujuk
ke:
2. Syarah
Risalah Ta’alim, hal. 469 – 472.